16 Desember 2008

Retno Kustijah,Pengosongan Pelatnas Berdampak Besar Bagi Atlit

Memang ironis melihat bulutangkis, satu-satunya cabang olahraga yang selalu menyumbangkan medali emas Olimpiade. Nasibnya tidak serta-merta langsung beruntung. Lihat saja pada akhir tahun ini. Masa demisioner kepengurusan PBSI karena sedang terbentuk kepengurusan baru ternyata berbuntut fatal.

Pelatnas Cipayung kosong karena para pemain dipulangkan dan persiapan para pebulutangkis nasional ke beberapa event di akhir tahun juga tidak maksimal.

Bahkan, gara-gara tidak ada yang mengurus administrasi pemain, pendaftaran atlet ke berbagai turnamen di awal 2009 juga terhambat. Apa yang seharusnya dilakukan PBSI sebagai pengelola cabang olahraga ini? Siapa lagi yang diharapkan bisa mengatasi masalah ini?

Berikut tanggapan Retno Kustiyah, pelatih klub Jayaraya, yang juga mantan Ketua Tim Keabsahan PBSI, kepada calon wartawan Aprelia Soewarno.

“Atlet memang dipulangkan ke klub dan daerah masing-masing. Mungkin ini karena masalah dana, seperti yang kita ketahui bahwa sekarang sedang terjadi krisis finansial.

Tapi, saya sendiri tidak mengetahui kebijakan ini. Meskipun begitu, biasanya dalam status kepengurusan yang sedang dalam masa demisioner, atlet tetap dipertahankan. Jika sampai dipulangkan pun, mereka tetap diberi persiapan untuk jadwal selanjutnya.

Bagaimanapun tahun depan jadwal kejuaraan sudah ada. Jadi segalanya harus dipersiapkan sejak sekarang.

Seharusnya memang ini tak berhenti di sini karena pembinaan sepatutnya berkesinambungan meskipun kepengurusan sedang dalam masa demisioner.

Kondisi para pebulutangkis kita yang kini sedang berlatih di klub dan daerah masing-masing memang agak merepotkan mereka. Suasana di pelatnas dan klub tentu saja berbeda.

Ketersediaan lapangan yang cukup banyak, sparring partner dalam latihan, serta segala sarana yang dibutuhkan pebulutangkis kita memang hanya ada di pelatnas.

Memang tidak semua klub mengalami kesulitan dalam menyediakan hal ini. Salah satunya PB Djarum. Tapi, hal itu berbeda untuk sebagian besar klub yang lain.

Jika semua sarana dan prasarana yang diperlukan atlet tak dipenuhi, ada kemungkinan besar penurunan prestasi dapat terjadi.

Belum lagi jika atletnya terlalu lama tak berlatih dengan baik, maka otomatis akan memengaruhi kualitas permainan mereka.

Begitu juga faktor pelatih. Semua yang ada di pelatnas belum tentu ada di klub masing-masing. Hal ini juga memengaruhi penampilan mereka di ajang yang berlangsung pada akhir tahun ini.

Dapat dibayangkan jika persiapan mereka tak maksimal untuk menghadapi kejuaraan pada pengujung 2008 ini, hasilnya pasti juga kurang maksimal.

Prestasi yang bagus pasti juga perlu didukung persiapan yang baik. Tidak hanya itu, keberadaan seorang pelatih untuk mendampingi ketika para pebulutangkis sedang bertanding memang sangat diperlukan.

Memang sebaiknya pemain ditemani pelatih. Selain dapat menimbulkan rasa nyaman, kehadiran pelatih juga dapat menambah motivasi dan pemain bisa merasa didukung secara langsung.

Namun, karena keterbatasan dana ada kemungkinan pelatih tak akan menemani para pebulutangkis kita pada kejuaraan terakhir tahun ini.

Tapi, inilah pasang-surut yang kini dialami dunia perbulutangkisan kita. Mudah-mudahan kondisi ini tak berlangsung lebih lama karena para atletlah yang paling besar merasakan dampaknya.

Mudah-mudahan setelah kepengurusan yang baru sudah terbentuk masalah ini dapat ditanggulangi dan hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi pengurus selanjutnya dalam mengambil kebijakan.

Pelangi Setelah Badai

Kondisi ini janganlah langsung dianggap sebagai sesuatu yang patut untuk dihakimi ataupun dijadikan ajang untuk mengeluh.

Tapi, cobalah untuk melihat bahwa kondisi tersebut ada untuk membuat mental kita menjadi semakin kuat.

Kalau memang kondisi memprihatinkan ini telah terjadi, janganlah langsung down dan kecewa, tapi cobalah untuk menghadapi dan mengatasi.

Saya berharap kondisi ini dapat menjadi motivasi bagi para pemain dan pengurus untuk menciptakan prestasi dan pembinaan yang lebih baik.

Setelah setiap masalah usai pasti selalu ada sesuatu yang lebih baik setelahnya. Keadaan sekarang ini sesuai dengan peribahasa 'berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian'.

Mungkin saja dengan adanya masalah ini, prestasi kita akan semakin baik pada tahun-tahun berikutnya.

Untuk kepengurusan selanjutnya, saya juga berharap para pebulutangkis berprestasi diutamakan. Ada baiknya jika mereka didahulukan untuk mengikuti super series.

Mereka inilah salah satu aset bangsa, belum lagi bulutangkis merupakan salah satu cabang yang selalu menyumbangkan emas bagi Indonesia di Olimpiade.

Jadi mudah-mudahan dengan berbagai tantangan ini dan dengan adanya kepengurusan baru untuk empat tahun ke depan, Indonesia Raya tetap dapat dikumandangkan dalam Olimpiade 2012.”

(Sumber: Bolanews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar