[JAKARTA] Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia ( PB PBSI) belum melakukan evaluasi kegagalan tim bulutangkis Indonesia meraih gelar dalam World Super Series Masters Final 2008 yang berlangsung di Kota Kinabalu, Malaysia 18-21 Desember 2008. Saat ini, pengurus sedang fokus pada pembinaan dan prestasi (Binpres) atlet.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PBSI, Yacob Rusdianto, ketika dihubungi SP semalam mengatakan, sejauh ini belum ada rencana evaluasi yang dilakukan oleh PB PBSI. "Pengurus sedang fokus pada Binpres," ujarnya.
Menurutnya, kepengurusan PB PBSI yang sekarang sangat fokus pada Binpres. Sebab tahun depan pasti akan lebih berat, dan bulutangkis menjadi jaminan prestasi olahraga di Tanah Air.
Lebih lanjut, mantan Kepala Bidanga Organisasi dan Pembinaan Daerah pada kepengurusan lalu itu mengemukakan, minggu ini kemungkinan akan ada pemanggilan atlet yang akan dima- sukkan ke Pelatnas, baik untuk senior maupun yunior.
"Pengurus sedang bekerja keras mempersiapkan pemain dan pelatih," katanya.
Disinggung mengenai tradisi tidak pernah meraih gelar tim bulutangkis Indonesia dalam turnamen World Super Series Masters Final, dia mengaku bahwa pemain dan pelatih sudah memberikan yang terbaik, namun tidak didukung oleh faktor keberuntungan.
"Memang, di Olimpiade kita selalu mendapatkan emas, tapi di turnamen ini kita selalu ga-gal. Walaupun sudah unggul dan yakin meraih kemenangan, pada akhir pertandingan hal tersebut gagal diraih," tambahnya.
Dalam World Super Series Masters Final 2008, para pebulutangkis Indonesia sama sekali gagal meraih gelar juara. Bahkan, wakil-wakil Indonesia sudah ada yang tumbang di babak semifinal, seperti juara Olimpiade, Markis Kido/Hendra Setiawan yang disingkirkan ganda Korea Selatan, Jung Jae Sung/ Lee Yong Dae. Di tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat dikandaskan di semifinal oleh Peter Hoeg Gade (Denmark) dan Datuk Lee Chong Wei (Malasyia). [ISW/B-8]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar