10 November 2008

Liiyana N. "ATLIT JUGA BUTUH HIBURAN"

KORAN TEMPO

Atlet gaul

"Cepetan dong, gue malu nih," sebuah suara perempuan terdengar

melengking di kompleks asrama pelatnas (pelatihan atlet nasional) PBSI

(Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) Cipayung, Jakarta Timur.

Dengan mata agak disipitkan, dahi berkerut, dan bibir agak cemberut,

dia terus berjalan sambil menenteng sepatu dan tas berisi raket. Sang

fotografer seakan tak peduli akan teriakan itu dan terus saja

menjepretkan kameranya.

"Senyum, dong," celetuk sang fotografer. "Ya Allah, senyum terus kayak

orang gila," timpal perempuan berkulit putih ini sembari terus

berjalan dengan langkah tegap bak tentara sedang berbaris.

Penampilannya memang jauh dari sosok yang akrab dengan kamera. Maklum,

ia memang bukan fotomodel. Yang ini, namanya Liliyana Natsir, salah

satu pemain bulu tangkis terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Agustus lalu, cewek yang akrab disapa Butet ini berhasil mencatat

sejarah besar dalam dunia bulu tangkis Indonesia. Bersama seniornya,

Nova Widianto, ia berhasil menggondol gelar juara dunia ganda campuran

dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Perseorangan di Amerika Serikat,

dengan mengalahkan pasangan China Xie Zhongbo/Zang Yawen.

Sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Bagaimana tidak. Butet dan

Nova sukses membawa kembali gelar juara dunia ganda campuran setelah

25 tahun melayang dari Indonesia. "Saya nggak menyangka bisa meraih

prestasi ini," ungkap dara kelahiran Manado, 9 September 1985, ini.

Butet mengaku masih tak percaya kalau kini ia termasuk di jajaran

pemain bulu tangkis papan atas. Soalnya, cewek yang rambutnya di-

highlight ini belum genap setahun berkiprah di dunia ganda campuran.

Walaupun sebelumnya ia memang pernah menyabet juara ganda campuran dan

tunggal putri nasional.

Uang dan nama besar telah diraihnya. Tak silau dengan semua itu, gadis

yang mengaku belum punya pacar ini berusaha keras menjaga agar

penampilannya tetap prima. "Jangan sampai prestasi ini membuat saya

terlena," kata cewek tomboi itu.

Menurut dia, prestasi yang dicapai tak lepas dari perjuangan yang

dilakoni sejak kecil. Begitu lulus sekolah dasar, bungsu dari dua

bersaudara ini memutuskan untuk masuk klub di Jakarta dan berpisah

dengan keluarganya di Manado. "Setiap hari kerjaan-nya nangis melulu,

inget keluarga," ujarnya mengenang masa lalu.

Kini dia tengah mempersiapkan diri guna menghadapi Kejuaraan Indonesia

Terbuka. Walaupun berlatih keras setiap hari, Butet tak lupa

melewatkan hari liburnya dengan berjalan-jalan dan bermain biliar

bersama rekan-rekannya seasrama. "Atlet juga butuh hiburan," kata

Butet sambil tertawa keras. DA CANDRANINGRUM

koran tempo 11 September 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar