10 November 2008

Indonesia Menatap Piala Sudirman 2009

PEKAN lalu di Kantor PB PBSI, Senayan, Jakarta, Sekretaris Jenderal PB PBSI MF Siregar mengatakan, materi tim Indonesia untuk tim Sudirman 2009 seharusnya lebih kuat dibandingkan dengan tim Sudirman 2007.

Tokoh bulu tangkis yang biasa disapa dengan panggilan Opung itu memang tahu benar perkembangan prestasi pemain-pemain pelatnas Cipayung.

Opung menyebut nama Maria Kristin yang bisa diandalkan di tunggal putri, seiring dengan prestasinya yang cukup konsisten sejak menjadi finalis Indonesia Terbuka Super Series.

Tak hanya medali perunggu Olimpiade Beijing yang menjadi patokan, menurut Opung, Maria Kristin kini sudah bisa bersaing dengan pemain-pemain tangguh asal China yang menjadi peta kekuatan dunia untuk sektor tunggal putri.

Melanjutkan penilaian yang diberikan Opung, nomor ganda putra dan campuran juga masih bisa diandalkan untuk selalu menyumbangkan poin dalam kejuaraan yang akan digelar di Guangzhou, China, Mei tahun 2009 itu.

Di ganda putra tentu saja ada juara dunia dan olimpiade, Markis Kido/Hendra Setiawan.

Adapun di nomor ganda campuran, Nova Widianto/Liliyana Natsir masih bisa diandalkan, selain pasangan baru Muhammad Rijal/Vita Marissa yang membuat kejutan dengan menjuarai Jepang Terbuka Super Series pada penampilan perdana mereka.

Ada Sony

Pada sektor tunggal putra modal tim Indonesia ada di tangan Sony Dwi Kuncoro yang tengah on fire setelah tersingkir di perempat final Olimpiade Beijing.

Sony sudah bisa mempraktikkan taktik tidak terpancing tipe permainan lawan, termasuk melawan pemain-pemain China di negeri mereka sendiri.

Bao Chunlai dan Chen Jin dikalahkan Sony dengan tidak mengikuti pola permainan cepat lawan untuk meraih gelar China Terbuka, setelah pekan sebelumnya menjuarai Jepang Terbuka.

Dari lima nomor, ganda putri mungkin menjadi yang terlemah bagi Indonesia saat ini. Vita/Liliyana yang saat ini berperingkat ketujuh dunia memang bisa diandalkan.

Namun, salah satu dari mereka pasti harus bermain rangkap jika harus bermain di nomor ganda campuran.

Melihat kekuatan pemain-pemain Indonesia saat ini, partai final rasanya masih bisa dicapai. Tetapi, apakah penampilan yang mereka capai saat ini bisa dipertahankan hingga Mei 2009?

Seusai menjuarai China Super Series, melalui layanan pesan singkat (SMS) Sony bertekad ingin menjadi juara pada turnamen lain dengan level yang lebih besar.

”Biasa saja rasanya. Jadi, juara ini buat saya untuk lebih mematangkan mental lagi buat jadi juara dunia dan lain-lain,” komentar Sony.

Dengan pernyataannya tersebut, hal positif dari Sony setidaknya sudah terlihat. Pemain asal Surabaya ini sudah memiliki tekad untuk tampil lebih baik karena bersaing pada turnamen lebih besar tentu harus bisa bermain dengan lebih baik pula.

Cadangan

Tak hanya mempertahankan atau meningkatkan penampilan, bertanding dalam kejuaraan sebesar Piala Sudirman memerlukan materi pemain cadangan yang kekuatannya berimbang dengan pemain utama.

Hal ini diperlukan tidak hanya untuk jaga-jaga ada pemain yang cedera, tetapi bisa dibutuhkan untuk strategi terkait formasi variasi.

Di tunggal putra, Simon Santoso menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan Taufik Hidayat untuk mendampingi Sony.

Meski pengalaman Taufik lebih banyak dalam berbagai kejuaraan beregu namun, faktor usia tak bisa dimungkiri bakalmemengaruhi penampilan. Tahun 2009 Taufik akan memasuki usia 28 tahun.

Selain itu, mempersiapkan Simon untuk menjadi anggota tim Sudirman bisa berdampak untuk jangka panjang agar pemain asal klub Tangkas Alfamart Jakarta ini semakin matang untuk bisa tampil di Olimpiade 2012.

Memilih pemain muda sebagai pelapis juga bisa dilakukan di tunggal putri. Di nomor ini ada Pia Zebadiah yang sudah punya pengalaman menjadi anggota tim Uber 2008.

Mantan pemain Susy Susanti yang saat kejuaraan Piala Uber menjadi Manajer Tim Indonesia pernah mengatakan, mental Pia cukup tangguh untuk mengemban tugas berat dalam kejuaraan beregu. Hal ini pernah ditunjukkan adik dari Kido tersebut saat menjadi penentu lolosnya Indonesia ke final.

Pilihan untuk ganda putra sebenarnya lebih banyak. Selain Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki yang Agustus lalu kembali berlatih di pelatnas Cipayung, ada pula Joko Riyadi/Hendra Aprida Gunawan dan pasangan muda Muhammad Ahsan/Bona Septano yang baru-baru ini membuat kejutan dengan menjadi finalis Jepang Terbuka.

Tugas pelatih sekarang adalah menyiapkan mereka untuk tampil di kejuaraan beregu yang atmosfernya berbeda dengan turnamen individu.

Apalagi, mendapat satu angka dari ganda putra dari setiap lawan lebih sulit dibandingkan dengan nomor lain. Persaingannya merata di antara beberapa negara, seperti Korea Selatan yang punya Jung Jae-sung/Lee Yong-dae dan Lee Jae-jin/Hwang Ji-man.

Malaysia juga memiliki dua pasangan yang sama tangguhnya, yaitu Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dan M Fairuzizuan/M Zakry. Selain itu, ada China, Denmark, dan Jepang yang juga sama-sama akan berusaha mendapat angka dari ganda putra.

Mematangkan pemain untuk tampil dalam sebuah tim juga harus dilakukan sektor ganda putri. Apalagi, nomor ini baru saja melahirkan ganda-ganda baru yang belum begitu teruji dalam kejuaraan internasional.

Prestasi terbaik Greysia Polii/Nitya Krishinda, yang sangat diharapkan bisa menjadi pelapis Vita/Liliyana, barulah mencapai babak perempat final di Jepang Terbuka.

Meski perubahan pasangan di ganda putri dilakukan untuk tujuan jangka panjang, akan lebih baik jika nomor ini juga menyumbangkan angka di tim Sudirman nanti.

Kejuaraan Piala Sudirman 2009 di Guangzhou, China, memang baru berlangsung Mei. Namun, mempersiapkan tim yang solid untuk menjadi juara dalam waktu delapan bulan bukan hal yang mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar