Sabtu, 13 Desember 2008 | 20:13 WIB
JAKARTA, SABTU - Ketua Umum PB PBSI, Djoko Santoso, mengakui bahwa di tengah krisis ekonomi global yang melanda dunia, masalah penggalangan dana untuk PBSI akan sangat berat. Namun, dia akan berusaha untuk mengatasinya.
"Masalah dana cukup berat, tetapi itu jadi tanggung jawab saya sebagai Ketua Umum bagaimana caranya mencari uang," ujar Djoko usai pengumuman pengurus PB PBSI periode 2008-1012 di kediaman resmi Panglima TNI di Taman Suropati, Jakarta, Jumat (12/12).
"Kami bertekad pemain hanya memfokuskan diri untuk berlatih dan memenangi pertandingan. Saya punya pandangan bahwa atlet adalah pejuang seperti tentara," ujar Djoko yang menganggap olahraga sangat baik untuk menumbuhkan nasionalisme.
Karena tidak ada pendanaan dari pemerintah, Djoko akan mengandalkan gotong-royong dan solidaritas untuk menggalang dana. Dia menyebutkan, dana abadi PBSI dan kontrak dengan sponsor akan membiayai atlet dan sebagian kegiatan PBSI dan Pengda.
"Tetapi itu mungkin hanya 20 persen, yang 80 persennya kita cari donatur," katanya.
Soal pengurus, Djoko berharap kepengurusan yang dibentuk bersama empat anggota formatur antara lain Yacob Rusdianto, M Anwari, dan Alexander Daud, mampu menciptakan kebersamaan untuk meraih prestasi bulutangkis Indonesia di masa datang.
- Susunan pengurus PB PBSI periode 2008-2012:
Ketua Umum: Djoko Santoso
Wakil Ketua Umum I: Sabar Yudo Suroso
Wakil Ketua Umum II: I Made Oka
Sekjen: Yacob Rusdianto
Bendahara I: Djenjen Djauhari
Bendahara II: Johannes IW
Bendahara III: Serian Wijatno
Ka Humas: Ricardo Siagian
Staf Khusus/Ahli:
1. MF Siregar
2. Yan Haryadi
3. Suwandi
4. G Sulistiyanto
5. Jeferson SM Rumayar
6. Syafrizal Ucok
Kabid Logistik: Fuad Basya
Kabid Organisasi dan Daerah: Kusdarto
Kabid Binpres: Lius Pongoh
Kabid Litbang: Prof DR Hari Setiono
Kabid Dana dan Usaha: Trihatma K Haliman
Kabid Turnamen dan Perwasitan: Mimi Irawan
Kabid Luar Negeri: Juniarto Suhandinata
24 Desember 2008
PBSI Fokus ke BinPres
[JAKARTA] Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia ( PB PBSI) belum melakukan evaluasi kegagalan tim bulutangkis Indonesia meraih gelar dalam World Super Series Masters Final 2008 yang berlangsung di Kota Kinabalu, Malaysia 18-21 Desember 2008. Saat ini, pengurus sedang fokus pada pembinaan dan prestasi (Binpres) atlet.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PBSI, Yacob Rusdianto, ketika dihubungi SP semalam mengatakan, sejauh ini belum ada rencana evaluasi yang dilakukan oleh PB PBSI. "Pengurus sedang fokus pada Binpres," ujarnya.
Menurutnya, kepengurusan PB PBSI yang sekarang sangat fokus pada Binpres. Sebab tahun depan pasti akan lebih berat, dan bulutangkis menjadi jaminan prestasi olahraga di Tanah Air.
Lebih lanjut, mantan Kepala Bidanga Organisasi dan Pembinaan Daerah pada kepengurusan lalu itu mengemukakan, minggu ini kemungkinan akan ada pemanggilan atlet yang akan dima- sukkan ke Pelatnas, baik untuk senior maupun yunior.
"Pengurus sedang bekerja keras mempersiapkan pemain dan pelatih," katanya.
Disinggung mengenai tradisi tidak pernah meraih gelar tim bulutangkis Indonesia dalam turnamen World Super Series Masters Final, dia mengaku bahwa pemain dan pelatih sudah memberikan yang terbaik, namun tidak didukung oleh faktor keberuntungan.
"Memang, di Olimpiade kita selalu mendapatkan emas, tapi di turnamen ini kita selalu ga-gal. Walaupun sudah unggul dan yakin meraih kemenangan, pada akhir pertandingan hal tersebut gagal diraih," tambahnya.
Dalam World Super Series Masters Final 2008, para pebulutangkis Indonesia sama sekali gagal meraih gelar juara. Bahkan, wakil-wakil Indonesia sudah ada yang tumbang di babak semifinal, seperti juara Olimpiade, Markis Kido/Hendra Setiawan yang disingkirkan ganda Korea Selatan, Jung Jae Sung/ Lee Yong Dae. Di tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat dikandaskan di semifinal oleh Peter Hoeg Gade (Denmark) dan Datuk Lee Chong Wei (Malasyia). [ISW/B-8]
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB PBSI, Yacob Rusdianto, ketika dihubungi SP semalam mengatakan, sejauh ini belum ada rencana evaluasi yang dilakukan oleh PB PBSI. "Pengurus sedang fokus pada Binpres," ujarnya.
Menurutnya, kepengurusan PB PBSI yang sekarang sangat fokus pada Binpres. Sebab tahun depan pasti akan lebih berat, dan bulutangkis menjadi jaminan prestasi olahraga di Tanah Air.
Lebih lanjut, mantan Kepala Bidanga Organisasi dan Pembinaan Daerah pada kepengurusan lalu itu mengemukakan, minggu ini kemungkinan akan ada pemanggilan atlet yang akan dima- sukkan ke Pelatnas, baik untuk senior maupun yunior.
"Pengurus sedang bekerja keras mempersiapkan pemain dan pelatih," katanya.
Disinggung mengenai tradisi tidak pernah meraih gelar tim bulutangkis Indonesia dalam turnamen World Super Series Masters Final, dia mengaku bahwa pemain dan pelatih sudah memberikan yang terbaik, namun tidak didukung oleh faktor keberuntungan.
"Memang, di Olimpiade kita selalu mendapatkan emas, tapi di turnamen ini kita selalu ga-gal. Walaupun sudah unggul dan yakin meraih kemenangan, pada akhir pertandingan hal tersebut gagal diraih," tambahnya.
Dalam World Super Series Masters Final 2008, para pebulutangkis Indonesia sama sekali gagal meraih gelar juara. Bahkan, wakil-wakil Indonesia sudah ada yang tumbang di babak semifinal, seperti juara Olimpiade, Markis Kido/Hendra Setiawan yang disingkirkan ganda Korea Selatan, Jung Jae Sung/ Lee Yong Dae. Di tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat dikandaskan di semifinal oleh Peter Hoeg Gade (Denmark) dan Datuk Lee Chong Wei (Malasyia). [ISW/B-8]
Sekitar 750 Atlit Akan Dipanggil Ke Pelatnas
JAKARTA(SINDO) – KON/KOI berencana memanggil sekitar 750 atlet yang akan dipersiapkan menghadapi enam even internasional pada 2009, termasuk SEA Games Laos.
Keputusan tersebut dikemukakan Wakil Ketua Umum KON/KOI Hendardji Supandji setelah mengadakan koordinasi dengan pengurus cabang olahraga di Gedung KONI, Senayan, Selasa (23/12).
”Pada tahap awal, ada 200% atlet yang akan paggil yakni sekitar 750 orang atlet. Kemudian atlet tersebut akan disaring menjadi tim inti dengan jumlah sekitar 350 atlet saja,” ucap Hendardji. Mengenai pemanggilan atlet, Hendardji mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada induk organisasi bersangkutan. Begitu juga dengan pelatihnya.
”Kami hanya memberi persyaratannya saja, yakni peringkat pertama dan kedua di Kejurnas terakhir. Bila tidak ada kejurnas maka hasil PON 2008 di Kaltim menjadi patokan,” tambah Hendardji.
”Bila pemenangnya berusia diatas 25 tahun maka peringkat ketiganya yang kami rekrut, tapi usianya harus di bawah 25 tahun,” sambungnya. Perihal bakal terjadinya bentrok dengan program PAL yang digagas Kemenegpora, Hendardji enggan memberi komentar sedikitpun.
”Saya hanya bicara soal pelatnas saja. Kriterianya pun sudah jelas. Jadi tinggal terserah PB untuk mengirim atletnya,” kata mantan Danpuspom ini. Soal kapan dimulainya pelatnas, Hendardji sudah menetapkan waktunya, yaitu awal Februari 2009.
”Januari akan menjadi bulan yang padat untuk konsultasi kita dengan cabang-cabang olahraga. Lalu awal Februari akan dilkasanakan pelatnas untuk enam even internasional dengan puncaknya adalah SEA Games Laos,” paparnya.
Ketika ditanya soal pendanaan pelatnas, Hendardji menjelaskan Ketua Umum KON/KOI Rita Subowo sudah berkoordinasi dengan Menko Kesra Aburizal Bakrie. Namun belum diketahui berapa dana yang akan digelontorkan. (edi yuli)
(Sumber: Seputar-indonesia.com)
Keputusan tersebut dikemukakan Wakil Ketua Umum KON/KOI Hendardji Supandji setelah mengadakan koordinasi dengan pengurus cabang olahraga di Gedung KONI, Senayan, Selasa (23/12).
”Pada tahap awal, ada 200% atlet yang akan paggil yakni sekitar 750 orang atlet. Kemudian atlet tersebut akan disaring menjadi tim inti dengan jumlah sekitar 350 atlet saja,” ucap Hendardji. Mengenai pemanggilan atlet, Hendardji mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada induk organisasi bersangkutan. Begitu juga dengan pelatihnya.
”Kami hanya memberi persyaratannya saja, yakni peringkat pertama dan kedua di Kejurnas terakhir. Bila tidak ada kejurnas maka hasil PON 2008 di Kaltim menjadi patokan,” tambah Hendardji.
”Bila pemenangnya berusia diatas 25 tahun maka peringkat ketiganya yang kami rekrut, tapi usianya harus di bawah 25 tahun,” sambungnya. Perihal bakal terjadinya bentrok dengan program PAL yang digagas Kemenegpora, Hendardji enggan memberi komentar sedikitpun.
”Saya hanya bicara soal pelatnas saja. Kriterianya pun sudah jelas. Jadi tinggal terserah PB untuk mengirim atletnya,” kata mantan Danpuspom ini. Soal kapan dimulainya pelatnas, Hendardji sudah menetapkan waktunya, yaitu awal Februari 2009.
”Januari akan menjadi bulan yang padat untuk konsultasi kita dengan cabang-cabang olahraga. Lalu awal Februari akan dilkasanakan pelatnas untuk enam even internasional dengan puncaknya adalah SEA Games Laos,” paparnya.
Ketika ditanya soal pendanaan pelatnas, Hendardji menjelaskan Ketua Umum KON/KOI Rita Subowo sudah berkoordinasi dengan Menko Kesra Aburizal Bakrie. Namun belum diketahui berapa dana yang akan digelontorkan. (edi yuli)
(Sumber: Seputar-indonesia.com)
Langganan:
Postingan (Atom)