15 Januari 2009

Awas,Korea Selatan Main Curang

Pebulu tangkis Indonesia wajib hati-hati menjalani Korea Super Series 2009. Masalahnya bukan lagi persiapan, tapi lebih ke faktor nonteknis yang bakal diterapkan tuan rumah.

Kasubbid Pelatnas Cipayung Christian Hadinata mengatakan, Korea Selatan (Korsel) selaku tuan rumah super series kali ini terkenal kecurangannya dalam mengatur poin pertandingan. Mulai dari klaim keluar, padahal bolanya masuk. Hingga sikap kurang sportif lainnya.

Negeri Gingseng itu bukan hanya sekali melakukan kelicikan, tapi tindakan kurang sportif mereka seringkali terulang. Kenyataan itu wajib diwaspadai Sony Dwi Kuncoro dkk jika tak ingin gigit jari dikerjai panitia di sana. "Mereka bukan kali ini saja, tapi telah terjadi seperti perlakuan mereka terhadap Taufik Hidayat saat menghadapi salah satu wakil Korsel di Asian Games 2002, Busan," ujar Christian Senin (12/1/2009).

Kondisi itu membuatnya khawatir jika mentalitas wakil Indonesia akan terganggu, terutama di saat kecurangan itu dilakukan mereka di poin besar. Dalam hal ini ketika kedudukan kedua pemain memasuki momen match point.

Dia pun tak bisa berbuat banyak menanggapi masalah itu. "Kami telah melakukan protes, bahkan negara lain pun melakukan hal sama di saat berhadapan dengan wakil Korsel. Sayang, tindakan itu sepertinya percuma. Kami tak bisa berbuat apa-apa," cetusnya.

Christian mengaku, struktural pemilihan referee memang dipilih langsung Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Namun, tidak dengan line man yang biasanya adalah orang mereka sendiri. Peran line man pula yang kerap mengerjai setiap pemain manapun saat bertemu Korsel.

Di luar itu, pihaknya menyikapi positif sikap tidak sportif Korsel dalam menggelar super series sebelumnya. Dia berharap stabilitas pemain tetap terjaga setelah menjalani Malaysia Super Series 2009. "Kami hanya berharap konsentrasi mereka terus terjaga, terutama mengenai problem kecurangan yang sering dilakukan Korsel," tambahnya.

Sementara Nova Widianto selaku pemain ganda campuran berusaha melupakan hal tersebut. Pasangan Lilyana Natsir ini tak ingin kendala itu akan merusak konsentrasinya saat kembali menargetkan juara di negeri Gingseng. Dia pun memilih recovery beberapa hari sebelum kembali bertarung di babak kedua turnamen tersebut.

"Beruntung kami mendapat bye. Kami pun akan memanfaatkan momentum jeda itu untuk recovery usai menjalani pertandingan melelahkan di Malaysia," kata Nova sebelum bertolak ke Korsel.

Soal beberapa pemain Indonesia yang mundur, terutama Taufik Hidayat di tunggal putra, lalu mundurnya pasangan putri Vita Marissa/Lilyana Natsir yang memilih fokus di ganda campuran, menurut Christian kondisi itu telah menjadi skenario pihaknya. Dia ingin mereka konsentrasi di satu nomor untuk meraih gelar.

Sementara soal mantan pemain pelatnas seperti Flandy Limpele yang akan berpasangan dengan Anastasia Russkikh (Rusia) di Korea Super Series kali ini. Dia menjelaskan bahwa keputusan itu adalah wewenang mereka setelah memilih jalur profesional.

1 komentar:

  1. masa si???
    tapi harusnya indonesia tidak takt
    kita kan banyak pemain berbakat...
    harusnya pemain indonesia tidak terpengaruh dengan hal seperti itu

    BalasHapus