Pelatnas bulutangkis Indonesia mulai menjalani latihan perdana di Cipayung, Jumat (2/1/2009). Meski melakukan latihan bersama, porsi latihan diterapkan berbeda bagi setiap nomor jelang Malaysia Super Series 2009.
Pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan misalnya, pemain yang turun di ganda putra itu hanya menjalani recovery setelah menjalani turnamen di Copenhagen, Denmark.
Demikian pula dengan Sony Dwi Kuncoro yang turun di tunggal putra. Dia bersama pelatihnya Hendrawan fokus memperbaiki stamina yang terkuras usai menjalani turnamen invitasi tersebut.
Kasubbid Pelatnas Cipayung Christian Hadinata mengatakan, beberapa nomor memang diberlakukan berbeda. Tim pelatih kemungkinan melakukan itu berdasarkan kondisi terakhir pemain yang telah bergabung di Cipayung.
"Pemain yang baru tampil di Denmark kemungkinan tak bisa langsung digenjot staminanya. Mereka lebih memprioritaskan diri kepada pemulihan fisik untuk tampil optimal di Malaysia," ujarnya.
Sementara itu, di tiga nomor lain, peningkatan teknik kualitas langsung diberlakukan. Pasangan Nova Widianto/Lilyana Natsir di ganda campuran, Vita Marissa/Lilyana di ganda putri, hingga Adrianti Firdasari di tunggal putri langsung melakukan hal tersebut.
Mereka mendapat instruksi itu lantaran tiga nomor ?ganda putri, campuran, dan tunggal putri? tidak turun di Denmark. Mereka pun memiliki waktu persiapan lebih baik ketimbang dua nomor lainnya.
Bahkan, bagusnya persiapan tiga nomor itu membuat mereka diprediksi akan mampu bersaing. Terutama ganda campuran yang memiliki peluang lebih besar merebut gelar.
"Ganda campuran memang menjadi tumpuan Indonesia meraih gelar di Malaysia saat ini. Mereka memiliki persiapan yang lebih baik dan mumpuni untuk bersaing memperebutkan gelar," ungkapnya.
Sementara Nova bersyukur jika pelatnas masih memberikan kepercayaan tersebut, tapi dia menilai persaingan kali ini terbilang berat meski mereka diunggulkan meraih gelar ganda campuran di negeri jiran.
Yang jelas, dia dan Butet ? sapaan Lilyana ? akan berupaya maksimal mewujudkan keinginan tersebut. "Persiapan kami memang lebih baik, tapi itu sepenuhnya belum menjamin kami akan mudah memenuhi target. Kami akan berusaha keras terlebih dahulu sebagai tahapan merebut gelar tentunya," cetus Nova.
15 Januari 2009
Pelajaran Pebulu Tangkis Muda Indonesia
Penampilan brilian ditunjukkan pasangan Luluk Hadiyanto/Candra Wijaya. Meski minim persiapan, mereka menaklukkan pemain pelatnas Muhammad Ahsan/Bona Septano di Putra Stadium Bukit Jalil, Malaysia, Rabu (7/1/2009).
Pasangan baru ini menyudahi perlawanan junior mereka, 21-17, 21-18. Kemenangan membuat mereka berhak melaju ke babak kedua Malaysia Super Series 2009 sekaligus menanti pemenang antara pasangan Malaysia Chan Chong Ming/Chew Choon Eng kontra kompatrionya Gan Teik Chai/Tan Bin Shen.
Kasubbid Pelatnas Cipayung mengaku tidak kaget dengan kemenangan ganda putra anyar tersebut. Dia menilai Luluk/Candra memiliki kualitas lebih mumpuni ketimbang junior mereka. "Mereka memang minim persiapan, tapi siapa yang menyangkal kualitas keduanya. Luluk mulai bangkit setelah pisah dari Alvent (Yulianto), sementara Candra telah berpengalaman di ajang seperti super series," kata Christian.
Dia justru berharap kegagalan itu harus dijadikan pembelajaran, terutama bagi para generasi penerus yang kurang maksimal menjalani turnamen super series pembuka tahun ini.
Di turnamen itu, perjuangan pebulutangkis muda Indonesia terhenti di babak pertama. Dimulai dari pasangan Fernando Kurniawan/Lingga Lie yang kalah dari pasangan Malaysia Hoon Thien How/Lim Khim Wah, 17-21, 21-12, 15-21 di ganda putra. Demikian pula dengan ganda putra Indonesia lainnya. Pasangan Wijaya Rendra/Joko Riyadi tersungkur di babak pertama oleh pasangan Korea Selatan (Korsel) Ko Sung-hyun/Kwon Yi-goo, 12-21, 21-18, 15-21.
Di ganda campuran, pasangan Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati tak berkutik menghadapi senior mereka Muhammad Rijal/Vita Marissa, 12-21, 21-11, 10-21. Pasangan Anggun Nugroho/Endang Nursugianti pun mengalami nasib serupa di ganda campuran. Mereka takluk dari tangan pasangan Thailand Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul, 11-21, 12-21.
Terakhir, Andre Kurniawan Tedjono menyerah di tangan unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei di tunggal putra, 17-21, 18-21. "Mereka harus jeli dengan apa yang mereka lalui. Semoga pembelajaran dari Malaysia akan membuat mereka makin kuat ke depannya," cetus Christian.
Pasangan baru ini menyudahi perlawanan junior mereka, 21-17, 21-18. Kemenangan membuat mereka berhak melaju ke babak kedua Malaysia Super Series 2009 sekaligus menanti pemenang antara pasangan Malaysia Chan Chong Ming/Chew Choon Eng kontra kompatrionya Gan Teik Chai/Tan Bin Shen.
Kasubbid Pelatnas Cipayung mengaku tidak kaget dengan kemenangan ganda putra anyar tersebut. Dia menilai Luluk/Candra memiliki kualitas lebih mumpuni ketimbang junior mereka. "Mereka memang minim persiapan, tapi siapa yang menyangkal kualitas keduanya. Luluk mulai bangkit setelah pisah dari Alvent (Yulianto), sementara Candra telah berpengalaman di ajang seperti super series," kata Christian.
Dia justru berharap kegagalan itu harus dijadikan pembelajaran, terutama bagi para generasi penerus yang kurang maksimal menjalani turnamen super series pembuka tahun ini.
Di turnamen itu, perjuangan pebulutangkis muda Indonesia terhenti di babak pertama. Dimulai dari pasangan Fernando Kurniawan/Lingga Lie yang kalah dari pasangan Malaysia Hoon Thien How/Lim Khim Wah, 17-21, 21-12, 15-21 di ganda putra. Demikian pula dengan ganda putra Indonesia lainnya. Pasangan Wijaya Rendra/Joko Riyadi tersungkur di babak pertama oleh pasangan Korea Selatan (Korsel) Ko Sung-hyun/Kwon Yi-goo, 12-21, 21-18, 15-21.
Di ganda campuran, pasangan Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati tak berkutik menghadapi senior mereka Muhammad Rijal/Vita Marissa, 12-21, 21-11, 10-21. Pasangan Anggun Nugroho/Endang Nursugianti pun mengalami nasib serupa di ganda campuran. Mereka takluk dari tangan pasangan Thailand Songphon Anugritayawon/Kunchala Voravichitchaikul, 11-21, 12-21.
Terakhir, Andre Kurniawan Tedjono menyerah di tangan unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei di tunggal putra, 17-21, 18-21. "Mereka harus jeli dengan apa yang mereka lalui. Semoga pembelajaran dari Malaysia akan membuat mereka makin kuat ke depannya," cetus Christian.
Awas,Korea Selatan Main Curang
Pebulu tangkis Indonesia wajib hati-hati menjalani Korea Super Series 2009. Masalahnya bukan lagi persiapan, tapi lebih ke faktor nonteknis yang bakal diterapkan tuan rumah.
Kasubbid Pelatnas Cipayung Christian Hadinata mengatakan, Korea Selatan (Korsel) selaku tuan rumah super series kali ini terkenal kecurangannya dalam mengatur poin pertandingan. Mulai dari klaim keluar, padahal bolanya masuk. Hingga sikap kurang sportif lainnya.
Negeri Gingseng itu bukan hanya sekali melakukan kelicikan, tapi tindakan kurang sportif mereka seringkali terulang. Kenyataan itu wajib diwaspadai Sony Dwi Kuncoro dkk jika tak ingin gigit jari dikerjai panitia di sana. "Mereka bukan kali ini saja, tapi telah terjadi seperti perlakuan mereka terhadap Taufik Hidayat saat menghadapi salah satu wakil Korsel di Asian Games 2002, Busan," ujar Christian Senin (12/1/2009).
Kondisi itu membuatnya khawatir jika mentalitas wakil Indonesia akan terganggu, terutama di saat kecurangan itu dilakukan mereka di poin besar. Dalam hal ini ketika kedudukan kedua pemain memasuki momen match point.
Dia pun tak bisa berbuat banyak menanggapi masalah itu. "Kami telah melakukan protes, bahkan negara lain pun melakukan hal sama di saat berhadapan dengan wakil Korsel. Sayang, tindakan itu sepertinya percuma. Kami tak bisa berbuat apa-apa," cetusnya.
Christian mengaku, struktural pemilihan referee memang dipilih langsung Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Namun, tidak dengan line man yang biasanya adalah orang mereka sendiri. Peran line man pula yang kerap mengerjai setiap pemain manapun saat bertemu Korsel.
Di luar itu, pihaknya menyikapi positif sikap tidak sportif Korsel dalam menggelar super series sebelumnya. Dia berharap stabilitas pemain tetap terjaga setelah menjalani Malaysia Super Series 2009. "Kami hanya berharap konsentrasi mereka terus terjaga, terutama mengenai problem kecurangan yang sering dilakukan Korsel," tambahnya.
Sementara Nova Widianto selaku pemain ganda campuran berusaha melupakan hal tersebut. Pasangan Lilyana Natsir ini tak ingin kendala itu akan merusak konsentrasinya saat kembali menargetkan juara di negeri Gingseng. Dia pun memilih recovery beberapa hari sebelum kembali bertarung di babak kedua turnamen tersebut.
"Beruntung kami mendapat bye. Kami pun akan memanfaatkan momentum jeda itu untuk recovery usai menjalani pertandingan melelahkan di Malaysia," kata Nova sebelum bertolak ke Korsel.
Soal beberapa pemain Indonesia yang mundur, terutama Taufik Hidayat di tunggal putra, lalu mundurnya pasangan putri Vita Marissa/Lilyana Natsir yang memilih fokus di ganda campuran, menurut Christian kondisi itu telah menjadi skenario pihaknya. Dia ingin mereka konsentrasi di satu nomor untuk meraih gelar.
Sementara soal mantan pemain pelatnas seperti Flandy Limpele yang akan berpasangan dengan Anastasia Russkikh (Rusia) di Korea Super Series kali ini. Dia menjelaskan bahwa keputusan itu adalah wewenang mereka setelah memilih jalur profesional.
Kasubbid Pelatnas Cipayung Christian Hadinata mengatakan, Korea Selatan (Korsel) selaku tuan rumah super series kali ini terkenal kecurangannya dalam mengatur poin pertandingan. Mulai dari klaim keluar, padahal bolanya masuk. Hingga sikap kurang sportif lainnya.
Negeri Gingseng itu bukan hanya sekali melakukan kelicikan, tapi tindakan kurang sportif mereka seringkali terulang. Kenyataan itu wajib diwaspadai Sony Dwi Kuncoro dkk jika tak ingin gigit jari dikerjai panitia di sana. "Mereka bukan kali ini saja, tapi telah terjadi seperti perlakuan mereka terhadap Taufik Hidayat saat menghadapi salah satu wakil Korsel di Asian Games 2002, Busan," ujar Christian Senin (12/1/2009).
Kondisi itu membuatnya khawatir jika mentalitas wakil Indonesia akan terganggu, terutama di saat kecurangan itu dilakukan mereka di poin besar. Dalam hal ini ketika kedudukan kedua pemain memasuki momen match point.
Dia pun tak bisa berbuat banyak menanggapi masalah itu. "Kami telah melakukan protes, bahkan negara lain pun melakukan hal sama di saat berhadapan dengan wakil Korsel. Sayang, tindakan itu sepertinya percuma. Kami tak bisa berbuat apa-apa," cetusnya.
Christian mengaku, struktural pemilihan referee memang dipilih langsung Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Namun, tidak dengan line man yang biasanya adalah orang mereka sendiri. Peran line man pula yang kerap mengerjai setiap pemain manapun saat bertemu Korsel.
Di luar itu, pihaknya menyikapi positif sikap tidak sportif Korsel dalam menggelar super series sebelumnya. Dia berharap stabilitas pemain tetap terjaga setelah menjalani Malaysia Super Series 2009. "Kami hanya berharap konsentrasi mereka terus terjaga, terutama mengenai problem kecurangan yang sering dilakukan Korsel," tambahnya.
Sementara Nova Widianto selaku pemain ganda campuran berusaha melupakan hal tersebut. Pasangan Lilyana Natsir ini tak ingin kendala itu akan merusak konsentrasinya saat kembali menargetkan juara di negeri Gingseng. Dia pun memilih recovery beberapa hari sebelum kembali bertarung di babak kedua turnamen tersebut.
"Beruntung kami mendapat bye. Kami pun akan memanfaatkan momentum jeda itu untuk recovery usai menjalani pertandingan melelahkan di Malaysia," kata Nova sebelum bertolak ke Korsel.
Soal beberapa pemain Indonesia yang mundur, terutama Taufik Hidayat di tunggal putra, lalu mundurnya pasangan putri Vita Marissa/Lilyana Natsir yang memilih fokus di ganda campuran, menurut Christian kondisi itu telah menjadi skenario pihaknya. Dia ingin mereka konsentrasi di satu nomor untuk meraih gelar.
Sementara soal mantan pemain pelatnas seperti Flandy Limpele yang akan berpasangan dengan Anastasia Russkikh (Rusia) di Korea Super Series kali ini. Dia menjelaskan bahwa keputusan itu adalah wewenang mereka setelah memilih jalur profesional.
Langganan:
Postingan (Atom)