09 April 2009

PB PBSI ke Kuba untuk Selamatkan Bulutangkis

SURABAYA - Tradisi emas Indonesia pada olimpiade yang diretas sejak 1992 di Barcelona terancam. Sebab, belum ada kepastian apakah bulutangkis dipertandingan pada Olimpiade 2016. Padahal, hanya dari cabang itulah Indonesia bisa merebut emas.

''Bulutangkis harus diselamatkan. Meski, pada Olimpiade London 2012 masih aman, pada Olimpiade 2016 masih tanda tanya,'' kata Sekjen PB PBSI Jacob Rusdianto kemarin (4/4).

Pria yang juga menjabat Ketua Umum Pengda PBSI Jatim tersebut menyatakan, saat ini bulutangkis berada di urutan bawah dalam hal dukungan untuk bertahan pada olimpiade. Jika tak segera dicarikan pendukung, nasib bulutangkis akan sama seperti baseball dan softball yang dipastikan tersingkir dari olimpiade tiga tahun mendatang di London.

Menyikapi hal itu, PB PBSI tidak tinggal diam. Jacob menyatakan, induk olahraga bulutangkis di tanah air tersebut terus menggalang dukungan dari negara-negara anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC). Salah satunya dilakukan dengan berkunjung ke Havana, Kuba.

Selain itu, memimpin rombongan tim pelatnas untuk melakukan turnamen bulu tangkis di negara sosialis di kawasan Karibia tersebut pada 25-29 Maret. Jacob juga berusaha berpromosi agar mereka mendukung bulutangkis bertahan di olimpiade.

''Bulutangkis juga harus dipopulerkan di negara-negara Amerika Utara dan Karibia. Semakin banyak negara yang mendukung, nasib bulutangkis akan semakin aman,'' terangnya.

Di sana, tiga di antara lima pemain Indonesia yang dikirim berhasil menjadi juara. Mereka adalah Ary Trisnanto yang menjadi juara tunggal pria serta pasangan Albert Saputra/ Rizky Yanu Kresnayandi yang menjuarai ganda pria.

Dari perbicanngan dengan beberapa insan bulutangkis di sana, Jacob melihat adanya peluang kerja sama dengan jalan mengirimkan atlet dan pelatih ke sana. Selain itu, Meksiko dan Jamaika menyatakan ketertarikannya untuk belajar bulutangkis dari Indonesia.

Jacob mengungkapkan, hal tersebut sudah disampaikan kepada PB PBSI dan akan ditindaklanjuti dengan inventarisasi pelatih yang dimiliki. Sebelum para pelatih terpilih dikirim, akan ditandatangani lebih dulu Memorable of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan negara-negara itu. (nar/ang/jawapos.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar