25 Oktober 2008

Andre Kurniawan Tedjono,di buang malah lebih bersinar

Keberhasilan Andre Kurniawan Tedjono menjadi juara turnamen berhadiah total 50 ribu dolar AS Selandia Baru-KLRC Terbuka di Auckland pekan lalu tentu menjadi sebuah kontradiksi. Andre justru menjadi juara setelah ditendang dari Pelatnas Cipayung!

Pemain klub Djarum kelahiran Magelang (Jateng), 7 Desember 1986 itu tampil sebagai kampiun setelah di final menumbangkan mantan pemain top dunia, Wong Choong Hann (Malaysia). Di dua partai sebelumnya, dia juga menggulung dua pemain negeri jiran lain, Roslin Hashim dan Yeoh Kay Bin.

''Setelah membela Djarum saya lebih rileks. Tidak ada beban lagi. Inilah yang mengantar saya menjadi juara,'' tutur Andre, yang saat dihubungi tengah mengikuti Vietnam International Challenge di Ho Chi Minh City, Selasa (22/5) malam.

Andre sebelumnya keluar-masuk Pelatnas Cipayung. Tahun 2003, pemain yang mengawali karier bersama klub Jaya Agung Magelang itu dipanggil masuk. Namun, setahun kemudian dia didegradasi karena tak dianggap berprestasi. Tahun 2005 dia kembali ditarik ke Cipayung. Lagi-lagi dia hanya bertahan setahun dan ditendang lagi dari kawah candradimuka bulutangkis Indonesia itu.

''Sekarang saya malah lebih fokus bersama Djarum. Saya bisa mengeluarkan seluruh kemampuan,'' tutur putra sulung pasangan Agus Tedjono dan Yeni Kusuma itu.

''Kemenangan ini sekalian untuk menunjukkan ke PBSI bahwa saya masih mampu. Membuang saya dari Cipayung tentu sebuah kekeliruan,'' sebutnya.

Atas kemenangan ini, Andre mendapat hadiah 4.000 dolar AS. ''Ya, ini hadiah terbesar yang saya dapat selama ini,'' ujarnya berseri-seri.

Fisik Kuat

Sebenarnya hasil di Negeri Kiwi itu tidaklah terlalu mengejutkan. Pasalnya, penampilan Andre sudah menjanjikan kala berlaga di Djarum Indonesia Super Series, sepekan sebelumnya. Dia melaju ke babak perempatfinal setelah menumbangkan unggulan ke-8, Kenneth Jonassen (Denmark).

''Kemenangan atas Kenneth tersebut mekin menambah rasa percaya diri Andre,'' kata pelatih Djarum, Agus Dwi Santoso.

Begitu pula saat mengatasi Wong di partai puncak. ''Andre tidak takut. Justru sebaliknya, lawan yang ketakutan karena Andre tidak banyak membuat kesalahan,'' tutur Agus.

Salah satu kunci keberhasilan Andre, menurut Agus, adalah kemauan besar untuk menang dan ditunjang kondisi fisik yang bagus. Saat latihan di GOR Djarum, Jati, Kudus, pun Andre selalu menunjukkan segala kelebihannya itu.

''Tak hanya saat bertanding, ketika latihan pun dia memiliki semangat luar biasa. Hasil bagus ini tentu karena latihan yang sungguh-sungguh,'' papar Agus.

Selama latihan, Selain Agus, Andre dipoles Fang Kai Xiang dan Ellen Angelina. Andre berlatih bersama Ari Yuli Wahyu, Nugroho Adi Saputro, Wisnu Haryo Putro, Hendri Apriliyanto, dan Dionysius Hayom Rumbaka.

Setelah berjaya di Auckland, Andre pun mengincar gelar berikut di Ho Chi Minh City. ''Doakan semoga saja bisa juara lagi,'' katanya.

Data Diri
Nama: Andre Kurniawan Tedjono
Lahir: Magelang, 7 Desember 1986
Orangtua: Agus Tedjono/Yeni Kusuma
Postur: 176 cm/69 kg
Anak: Pertama dari tiga bersaudara (Agro Alanggana Tedjono, Aldi Alanggana Tedjono)
Idola: Taufik Hidayat
Hobi: Sepakbola
Mulai Karier: Kelas 4 SD Tarakanita Magelang
Klub:
Jaya Agung Magelang (1995-1996),
Djarum (1997-kini)

Vita Marissa,usia pacu prestasi

VITA Marissa memang bukan peraih gelar juara dunia edisi 2007. Namun, donasi tiga emas bagi kesuksesan tim bulutangkis Indonesia pada SEA Games ke-24 lalu layak diacungi jempol.

''Bagi saya, setiap kemenangan pasti membawa kebahagiaan. Misalnya, SEA Games lalu,'' kata Vita kemarin (28/12).

Tiga emas yang diraihnya berasal dari nomor ganda wanita (bersama Lilyana Natsir), ganda campuran (dengan Flandy Limpele), dan beregu wanita. Prestasi itu menyamai pembalap nasional Uyun Muzizah yang juga menyabet tiga emas pada SEA Games lalu.

Tapi, rupanya, prestasi di SEA Games tersebut bukanlah hasil yang paling dibanggakannya. Vita tetap merasa bahwa hasil manis yang dituai di Tiongkok Masters Super Series adalah sukses terbesarnya pada 2007.

''Kami baru dipasangkan. Gelar juara itu juga didapat saat tampil di kandang macan Tiongkok,'' ungkap Vita yang merebut gelar juara wanita bersama Lilyana Natsir.

Apalagi, gelar juara tersebut menjadi satu-satunya kegagalan ganda wanita Tiongkok menyapu bersih predikat kampiun dalam Super Series 2007. Namun, wanita kelahiran Jakarta 4 Januari 1981 tersebut lalu menyadari, dalam usia yang tidak lagi bisa dibilang muda, prestasi apik sudah sepantasnya dipersembahkan untuk negara.

''Saya juga berpasangan dengan pemain senior, yakni Flandy (Limpele) maupun Lilyana. Jadi, saya malah malu kalau tidak bisa menyumbangkan hasil optimal,'' ungkapnya.

Saat masih bergandengan dengan Nova Widianto, Vita menjadi pasangan ganda campuran yang cukup ditakuti. Kini, bersama Flandy, Vita datang dengan gebrakan fenomenal. Kali pertama terjun di Jepang Open 2006, gelar juara langsung disandangnya. Torehan prestasi di Super Series 2007 pun langsung melambungkan rankingnya. Dia melaju ke peringkat keempat dunia.

Dengan segepok bekal yang dimiliki, apa obsesi terbesar putra pasangan Aris Harsono dan Yulianawati itu? ''Tinggal fokus ke Olimpiade. Mudah-mudahan bisa tercipta all Indonesian final nanti,'' tukasnya. (vem/diq)

Vita Marissa ,anggap pacaran bikin repot !!

DUNIA atlet dan pacaran adalah dua hal yang sulit disatukan. Kesibukan sebagai atlet acap kali membuat seseorang harus mengesampingkan beberapa hal penting dalam kehidupan pribadinya. Telat menikah adalah salah satunya.

Hal itulah yang dialami Vita Marissa. Usianya genap 27 tahun pada Januari lalu. Usia yang cukup matang bagi seorang wanita untuk berkeluarga. Namun, keasyikannya meretas prestasi kelas dunia membuatnya tidak memiliki energi untuk memikirkan hal itu. Jangankan mikir menikah, niat untuk pacaran saja belum terbersit.

''Repot kalau mikirin pacar. Nanti saja belakangan, ikuti waktu mengalir,'' kata Vita pendek.

Di balik dandanannya yang tomboy, penampilan Vita sejatinya cukup menarik. Kondisi ekonomi Vita pun cukup mapan dari hasilnya bermain bulu tangkis. Kalau mau, dia bisa saja pilih-pilih dalam mencari pasangan.

Namun, Vita bukan tipikal cewek seperti itu. Dia tidak menetapkan kriteria khusus mengenai cowok yang kelak akan mendampinginya. Dia khawatir jika kelak tergelincir dengan kriteria tersebut.

''Nunggu jodoh datang saja, nggak perlu ngoyo,'' katanya pasrah. Sikap yang bertolak belakang dengan totalitas yang dia tunjukkan dalam meniti karir bulutangkis. Dia rela memeras keringat sejak pagi hari untuk menuai prestasi di sebuah kejuaraan.

Tanpa pacaran, Vita banyak menghabiskan waktu dengan nongkrong bersama teman-temannya. Ngopi di mall, main biliar, atau menonton film merupakan menu utama Vita di waktu senggang.

Jika malas keluar, dia banyak menghabiskan waktu di rumahnya yang cukup mewah di atas tanah seluas 20 meter di di kawasan Citra Grand. Biasanya, dia bermain bersama Chasey, anjing jenis Yorkshire yang dimilikinya sejak tiga tahun lalu. Selain itu, ternyata dia gemar memasak. Spaghetti dan pancake adalah menu favoritnya. (vem/ang)

22 Oktober 2008

Liliyana N.

Lilyana Menjelajahi Dunia

Demi bulu tangkis, dia hanya mengecap sekolah dasar.

Di usia 12 dia meninggalkan rumah sebagai pemula. Di usia 21 dia

kembali ke rumah sebagai jutawan. Di usia 12 dia memutuskan

meninggalkan sekolah. Di usia 21 dia salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia--ganda campuran adalah spesialisasinya. Di kancah internasional, Lilyana Natsir menempati peringkat kedua dunia untuk ganda campuran.

Sembilan tahun Lilyana "menukarkan" hidupnya dengan bulu tangkis.

Sembilan tahun bulu tangkis menjadikan dia bintang yang naik-turun podium kehormatan. "Orang tua saya menghargai keputusan saya meninggalkan sekolah. Syaratnya harus serius," ujarnya kepada Tempo.

Gadis asal Manado itu mematuhi syarat orang tuanya, Beno Natsir dan Olly Maramis. Hasilnya? Sepanjang kurun 2000-2001, dia memenangi berbagai kejuaraan di tingkat nasional nomor ganda putri. Dia menjadi finalis Singapura Terbuka pada 2004 dan Swiss Terbuka 2005 serta semifinalis All England 2005.

Bersama pasangannya, Nova Widhianto, Lilyana menjuarai Indonesia

Terbuka 2005, SEA Games 2005, dan Asian Badminton Championship 2006. Tak diunggulkan pada Kejuaraan Dunia di Anaheim, Amerika Serikat, pada 2005, Lilyana-Nova membawa pulang gelar juara.

"Terharu dan bangga bisa ngasih emas buat negara," ujarnya kepada

Tempo. Seusai dia berlaga, Beno dan Olly meneleponnya, menyatakan

betapa bangga keduanya kepada putri kecil mereka.

Saat ke Amerika, dia satu-satunya atlet putri dalam kontingen bulu tangkis Indonesia. Toh, Lilyana tidak jengah. Gadis belia ini amat tomboi dalam penampilan sehari-hari. Rambutnya pendek, dicat merah.

Lemari bajunya dipenuhi kaus dan jins. Harum parfum Calvin Klein yang masih menunjukkan identitas kewanitaannya.

Lahir di Manado, Sulawesi Utara, Lilyana datang dari keluarga pencinta bulu tangkis. Di waktu senggang, dia bersama ibu dan pembantunya kerap mengisi waktu dengan bermain badminton di depan rumah. Melihat bakat dalam diri si putri bungsu, orang tuanya mendaftarkan dia ke klub PB Pisok di Manado.

Pada 1997, dia hijrah ke klub PB Tangkas di Jakarta. Usianya 12 tahun ketika itu. Bagi seorang gadis kecil, sendirian dan jauh dari keluarga ibarat prahara. Tiap malam, Lilyana kenyang menangis. Kerap dia tergoda untuk menyerah dan kembali ke Manado.

Kala itu, Lilyana menjadi atlet paling kecil di klub. Para seniornya di klub, yang kebanyakan dari suku Batak, memanggilnya dengan nama kesayangan Butet.

Genap setahun merantau, Butet pulang ke Manado untuk berlibur. Suasana rumah yang hangat membuatnya enggan kembali ke Jakarta. Tapi ibunya dengan tegas melarang. "Mereka bilang sudah kepalang tanggung," Butet menirukan ucapan kedua orang tuanya.

Kerja keras gadis kecil itu tidak sia-sia. Dia dipanggil masuk

pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada 2002. Tujuh jam tiap hari Butet berlatih di hall bulu tangkis Cipayung. Dan mencatatkan prestasi demi prestasi.

Olahraga bulu tangkis mengalirkan penghasilan jumbo untuk Butet.

Rekening pribadinya berisi hingga miliaran rupiah. Kontrak per tiga bulannya di pelatnas saja mencapai Rp 100 juta. Kakaknya, Kalista Natsir, seorang dokter, sempat "iri". Dan siapa yang tidak?

Di usia semuda itu, dengan modal pendidikan hanya sekolah dasar, Butet mampu membeli mobil Nissan X-Trail. Dua pekan lalu, dia mendapat satu mobil Yaris sebagai bonus prestasi. Nona Manado ini berniat membeli sebuah rumah di Cibubur. "Penghasilanku lebih dari cukup," ujarnya.

Semua ini harus dibayar mahal dengan latihan ketat setiap hari yang kerap membosankan. Butet memupus rasa bosan dengan nonton film, jalan-jalan ke mal, atau makan di luar bersama kawan-kawannya.

Sesekali dia mengisi akhir pekannya dengan dugem atau bermain biliar. Ditemani secangkir kopi, Lilyana betah berjam-jam menyodok bola biliar. Dia juga gemar bermain game di komputer atau menonton televisi di kamarnya yang berukuran 4 x 4 meter persegi.

Liburan panjang dan Natal adalah saat yang amat dia nantikan. Butet pasti pulang kampung. Semua masakan Manado dilalapnya, termasuk sup tikus hutan. Dia menyimpan cita-cita menjadi seorang pelatih. Tapi memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.

"Sudah terlalu banyak ketinggalan kalau harus mulai dari awal,"

ujarnya. Dia menukarkan pendidikannya untuk bulu tangkis. Boleh jadi, tidak sia-sia: bulu tangkis membawa Lilyana Natsir menjelajahi dunia jauh sebelum usia 21

Greysia Polii

Saya mulai main bulutangkis saat usia saya masih lima tahun. Ketika itu saya melihat tante saya main bulutangkis, kemudian tante mengajak saya untuk ikut latihan. Trus ada Kak Deyana Lomban ( mantan pemain Piala Uber Indonesia-red) yang juga mengajak ikut main. Tadinya hanya main-main aja, tetapi lama-lama menang juga, jadinya ketagihan.

Saat itu saya main di tunggal trus ikut satu kejuaraan, saya lupa namanya, eh nggak tahunya bisa juara, duh senengnya. Padahal saat itu usia saya masih enam tahun, tetapi bisa ngalahin lawan-lawan yang lebih gede, usianya di atas saya, yaitu sudah 10 tahun umurnya. Saya juga pernah juara di Poeseni SD membela SD Eben Hezer Manado.

Setelah papa meninggal, tinggal mama sendiri yang berjuang keras ingin memajukan saya. Saat itu bagaimana susahnya untuk membeli sepatu dan raket bulutangkis, mama nggak punya duit. Untuk dapet sepatu dan raket itu, mama yang berjuang keras membantu saya dengan cara menjual baju dan uangnya bisa untuk membeli sepatu dan raket untuk saya. Hehehe…

Mama jugalah yang berusaha keras untuk membawa saya pindah ke Jakarta agar lebih memgembangkan kemampuan saya main bulutangkis saya karena katanya saya mempunyai bakat yang besar . Saat itu, untuk membawa saya ke Jakarta, mama hanya punya modal nekat doang. Mama jugalah yang menjaga saya selama latihan di Klub Jaya Raya.

Usaha keras mama ini merupakan pengalaman menarik masa kecil saya yang tidak bisa dilupakan. Saya bisa seperti ini juga gara-gara masa kecil saya seperti itu. Sejak kecil, saya orangnya menerima apa adanya. Jadi saya bahagia dengan kondisi apapun. Saya nggak pernah mengeluh. Apa saja mau. Saya senang menjalani hidup ini karena di usia muda, saya pernah juara di Manado.

Setelah masuk di klub Jaya Raya, pelatih saya saat itu, Ibu Retno Kustiyah, melihat saya lebih berbakat main di ganda daripada di tunggal. Ibu Retno menyarankan saya main di ganda saja. Akhirnya di usia 14 tahun, saya putuskan untuk main di ganda dan kemudian ikut salah satu kejuaraan. Eh, nggak disangka bisa juara.

Akhirnya saya terus menekuni ganda karena hati saya sudah bulat di ganda. Berbekal juara di berbagai kejuaraan, di usia 16 tahun, saya mulai masuk ke Pelatnas sampai sekarang.

Perjuangan keras mama yang mendukung saya main bulutangkis membuat saya semakin bersemangat dan termotivasi untuk bisa memberikan prestasi yang terbaik.Sampai saat ini, saya masih belum puas dengan prestasi yang saya raih. Mungkin keluarga sudah merasa bangga dengan apa yang saya peroleh saat ini, tetapi saya merasa belum. Saya ingin lebih baik lagi ke depannya. Semoga dengan maju di Final Piala Uber, bisa dapat menambah motivasi saya untuk lebih berprestasi. Saya ingin menjadi contoh yang dapat dibanggakan dalam keluarga. Saya ingin menjadi juara tidak hanya di lapangan melainkan di luar lapangan. Juara di lapangan saya ingin juara dunia, juara olimpiade, dan kejuaraan lainnya.

Maria Kristin Y.

Maria Kristin

Yulianti baru berusia tujuh tahun sewaktu Susi Susanti mencatatkan diri

dalam sejarah olimpiade. Di Barcelona 1992, Susi menjadi atlet bulu

tangkis pertama di dunia yang merebut emas olimpiade sekaligus meraih

emas olimpiade pertama bagi Indonesia.

Saya tahu Ci Susi dapat emas, tetapi tidak terlalu peduli. Waktu itu saya tidak suka bulu tangkis,” ujar Maria.

Tak

pernah terbayang jika 16 tahun kemudian dia naik ke podium olimpiade

dan menyaksikan bendera Merah Putih dikibarkan di cabang yang dulu

tidak disukainya itu.

Dia memang belum seperti Susi yang berdiri

di tengah, Maria berdiri di tepi dengan perolehan sebuah perunggu.

Namun, hasil itu jauh melampaui perkiraan semua pihak, bahkan dirinya

sendiri.

Maria meraih perunggu setelah memenangi lima dari enam

pertandingan dalam total waktu 321 menit, atau 53,5 menit tiap

pertandingan. Empat dari lima kemenangannya diraih dengan rubber game

atas empat pemain yang memiliki peringkat dunia lebih baik dari dirinya.

Mereka

adalah Juliane Schenk (Jerman, peringkat ke-13, babak pertama), Tine

Rasmussen (Denmark, peringkat ke-4, babak 16 besar), Saina Nehwal

(India, peringkat ke-18, perempat final), dan Lu Lan (China, peringkat

ke-2, perebutan perunggu).

Maria, peringkat ke-21 dunia, hanya

kalah di semifinal dari Zhang Ning, sang juara bertahan, yang kemudian

kembali menjadi juara olimpiade.

Semua ini bermula di Tuban,

sebuah kabupaten di pantai utara Jawa Timur. Dorongan kuat dari

ayahnya, Yuli Purnomo, membuat Maria kecil mulai berlatih bulu tangkis

dalam usia enam tahun. Bulu tangkis adalah olahraga kegemaran sang

ayah, seorang petugas penyuluh pertanian lapangan yang juga melatih

bulu tangkis untuk anak-anak.

”Sebenarnya saya tak suka bulu

tangkis, lebih senang melihat bola voli. Tapi, Bapak mendorong saya

untuk main bulu tangkis,” ujar Maria.

Maria ditolak masuk klub

Djarum Kudus pada usia 10 tahun karena badannya terlalu kecil. Ia

meneruskan latihannya di klub JPNN Jember. Dia mencoba lagi masuk

Djarum Kudus dan diterima tahun 1998. Di klub ini, kecintaannya pada

bulu tangkis mulai tumbuh.

”Saya masuk sekolah siang, pagi selalu

berlatih dan ikut kejuaraan taruna. Lama-lama saya mulai senang dan

berniat serius di bulu tangkis daripada latihan dan sekolah berantakan

dua-duanya,” tutur Maria.

Karier Maria berlanjut hingga dia

dipanggil masuk Pelatnas Cipayung tahun 2002. Belum lagi berusia 18

tahun, Maria sudah memperkuat tim Piala Sudirman Indonesia pada tahun

2003. Setelah itu Maria berkutat di turnamen level satellite, dengan

gelar internasional pertama direbutnya di Malaysia Satellite 2004.

Menyambut tantangan

Kegagalan

tim Piala Uber pada kualifikasi Piala Uber di Jaipur, India, Februari

2006, sempat mengancam posisi Maria di pelatnas. PBSI pun mencanangkan

program bersih-bersih dan memberi ultimatum kepada para pemain putri

untuk tampil lebih baik atau keluar dari pelatnas.

Maria

menyambut tantangan ini dengan dua gelar juara turnamen satellite di

Singapura dan Surabaya, serta hasil terbaik dibanding pemain putri

lainnya pada tur Eropa ke tiga negara, Luksemburg, Denmark, dan

Belanda. Posisinya sebagai pemain nomor satu tak tergeser meski di

turnamen level superseries prestasinya belum beranjak dari delapan

besar.

Keadaan berubah setelah kejutan tim Piala Uber Indonesia

pada putaran final di Istora Senayan, Jakarta, Mei lalu. Dengan Maria

sebagai tunggal pertama, Indonesia di luar dugaan lolos ke final

sebelum menyerah dari juara bertahan, China. Sukses ini membangkitkan

kepercayaan diri pada Maria.

Sebulan berselang, dia mencatat

prestasi terbaik di superseries dengan menjadi runner up Indonesia

Terbuka. Dalam perjalanan ke final, Maria mengalahkan tiga pemain

kelahiran China yang peringkatnya jauh lebih tinggi darinya, yaitu Yao

Jie (Belanda, saat itu peringkat ke-18), Zhou Mi (Hongkong,

Liliyana N., malu cuman lulusan SD

Pengorbanan Lilyana Natsir untuk bulu tangkis memang boleh diacungi jempol. Gadis berkulit bersih ini sejak awal ingin fokus dan meraih prestasi tinggi dalam karir bulu tangkisnya.

Nah, untuk meraih prestasi puncak itu, banyak yang harus dikorbankan Lilyana. Selain harus terpisah jauh dengan keluarga, dia dengan sadar memutus mata rantai pendidikannya hanya sampai di SD saja.

Pilihan ini memang berat. Namun itulah Lilyana. Dia begitu yakin dengan pilihannya. Dan ternyata pilihannya itu tidak salah. Meski hanya jebolan SD, toh Lilyana mampu menunjukkan kepada dunia bahwa dia mampu mengukir prestasi.

Soal pendidikan formal di keluarganya, Lilyana boleh kalah dengan saudaranya yang lain.

Lihat saja, gelar yang di sandang oleh sang kakak, Kalista Natsir. Saat ini sang kakak ini sudah menyandang predikat dokter.

"Bagi saya bulu tangkis sudah menjadi profesi. Karena itu saya tak mau tanggung dalam menjalaninya. Saya yakin, lewat bulu tangkis saya juga bisa hidup mandiri dan memiliki masa depan.," tegas Lilyana.

Pebulu tangkis yang gemar jalan-jalan itu mengaku malu dengan statusnya itu. Bahkan Lilyana mengaku tak pernah terfikir lagi untuk menyambung pendidikannya yang terputus itu.

"Saya sudah menjadikan bulu tangkis sebagai profesi. Karena itu, saya hanya akan berkonsentrasi pada latihan saja. Saya sendiri yakin, kalau kesuksesan juga bisa didapat dari bulu tangkis," pungkasnya.

SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN

`````````

Setiap kejayaan selalu ada masanya. Begitu juga dengan kejayaan seorang atlet. Kalau tidak mempersiapkan diri dengan baik, apa yang sudah didapat bisa menguap tak bersisa. Hal ini juga terjadi dan dialami beberapa mantan atlet nasional di negeri ini.

Nah, juara dunia ganda campuran, Lilyana Natsir tampaknya tak ingin mengulang kisah kelabu para mantan atlet itu. Karena itu, sejak dini dia sudah mempersiapkan bekal ketika usianya memaksa dia untuk gantung raket alias pensiun. "Sebagian dari bonus dan pendapatan saya sudah saya tabung. Sebagian lagi saya belikan barang yang berguna bagi saya ketika sudah tak lagi jadi pebulu tangkis," ujar Lilyana. Barang apakah itu?

Lilyana sendiri saat ini mengaku sudah memiliki rumah yang akan ditempatinya ketika sudah berkeluarga atau lepas dari pelatnas. Rumah yang dibelinya 2007 itu terletak di Gading Serpong, Tangerang, Banten. Tak hanya itu, lewat bulu tangkis Lilyana juga sudah memiliki sebuah mobil sejak tiga tahun lalu.

Rumahnya sendiri sampai saat ini belum ditempati. Pasalnya, syarat untuk menginggalkan pelatnas harus sudah berkeluarga. Sementara Lilyana sendiri hingga saat ini masih membujang. Karena itu, meski sudah selesai dibangun, rumah yang dibelinya itu masih kosong tak berpenghuni. "Saya belum bisa tinggal di sana. Paling-paling, kalau ada libur saya sempatkan lihat rumah," bebernya.

"Semuanya saya beli dengan hasil keringat saya bermain bulu tangkis. Sedangkan sisanya saya tabung untuk modal saya nanti setelah gantung raket," ujar pebulu tangkis berambut pendek tersebut

VITA MARISSA , mental terasah karena cidera

Vita Marissa (lahir di Jakarta, 4 Januari 1981; umur 27 tahun) adalah salah satu atlet bulutangkis Indonesia, baik itu di sektor ganda wanita ataupun ganda campuran. Merupakan putri bungsu dari pasangan Aris Harsono dan Yulianawati.

Vita pernah berpasangan dengan Nova Widianto dan menjadi pasangan ganda campuran yang cukup ditakuti. Ketika ia mengalami cedera bahu pada kejuaraan Malaysia Open 2004, kariernya sebagai atlet sempat terganggu. Dalam kejuaraan di Athena ia hanya mampu bertahan sampai delapan besar saja. Meskipun demikian, Vita tetap mampu memetik dua medali emas pada Pekan Olahraga Nasional 2004 di Palembang.

Karena cideranya bertambah parah, Vita harus menjalani operasi dan pemulihan selama enam bulan. Sehingga Nova Widianto pun dipasangkan dengan Lilyana Natsir. Vita akhirnya kembali tampil dengan pasangan Flandy Limpele dan berhasil menjuarai kejuaraan Japan Open 2006.

Dalam nomor ganda wanita, Vita dipasangkan dengan Lilyana Natsir. Mereka ikut memperkuat tim Piala Uber Indonesia tahun 2008, dan menjuarai Indonesia Open untuk nomor ganda wanita pada tahun yang sama.

Orang Tua Liliyana,tolak anaknya jadi PNS

Pengakuan Orang Tua Liliyana Natsir yang Tak Rela Anaknya Masuk CPNS

Kami Malu Nanti Butet Dibilang Terima Gaji Buta

Umumnya orang tua atlet berharap anaknya masuk dalam jatah 55 CPNS Pemprov. Tapi, tidak demikian dengan Benno Natsir dan Olly Maramis. Orang tua kandung Liliyana Natsir, pebulutangkis nasional asal Sulut itu justru menolak anaknya ikut dijatah. Apa alasannya?

Sore kemarin sekitar pukul 17.00 Wita, suasana di toko Korona Motor Teling seperti biasa, masih dikunjungi langganan kendaraan roda dua. Toko berpagar besi bercat orange yang di depannya terpajang drum-drum plus ceceran sisa bahan pelumas oli itu nampak mulai lengang. Di balik lemari pajangan kaca panjang duduk wanita berperawakan sedang yang sedang melayani pembeli. Begitu disapa wanita parobaya bernama Olly Maramis ini menyambut ramah wartawan koran ini. Dia menunjukkan sikap bersahabat. Padahal, perempuan inilah yang melahirkan serta membesarkan salah satu juara dunia bulutangkis satu-satunya asal Sulut, Liliyana Natsir.

Banyak hal langsung dia ungkapkan saat mengetahui maksud kedatangan koran ini, terutama tentang alasan penolakan sang mama agar Liliyana yang biasa disapa Butet masuk CPNS. ''Oh, kalo itu, kami bukan asal menolak. Paling pokok adalah karena kami malu nanti anak kami dikatakan terima gaji buta," kata sang mama.

Secara panjang lebar dia menuturkan, sebagai orang tua, selain kelak bermasalah dengan rekan sekantor, penolakan itu juga didasari pertimbangan agar karier putrinya di cabang bulutangkis tidak terganggu. "Bagaimana dia mo maso PNS, padahal sebagai atlet tiap hari berlatih. Jadi, mana ada waktu bekerja dan masuk kantor. Nah, kalau jadi pegawai negeri, jelas harus meninggalkan dunia bulutangkis," urai Olly dengan nada tanya.

Dia juga tak khawatir, kelak jika anaknya pensiun dari olahraga tepok bulu itu, bakal tak mendapat pekerjaan. Sebagai atlet yang sudah berprestasi dunia, penghasilan Butet lumayan besar.

Saat merebut juara di Kejuaraan Dunia Bulutangkis di USA 2005 lalu pasangan ganda campuran bersama Nova Widianto itu mendapat kucuran bonus Rp100 juta dari Ketua PBSI Sutiyoso dan Rp30 juta dari Ketua KONI Agung Gumelar. Belum lagi hadiah perumahan di Jakarta. Begitu pun ketika meraih medali emas SEA Games Filipina, total Rp150 juta dikantongi dari KONI maupun PBSI. ''Untuk uang pensiun hari tua, Butet sudah siap karena telah mendapatkan dari penghargaan Satya Lencana Parana Krida dari presiden SBY saat meraih juara dunia," sambungnya.

Sedangkan untuk kehidupannya saat ini, Butet yang juga menyumbang medali emas untuk Sulut di PON Palembang itu juga mendapat gaji bulananan dari PB Tangkas Rp250 ribu, PBSI Rp2 juta dan Program Indonesia Bangkit sampai tahun ini Rp4,6 juta ditambah Rp125 juta per tri wulan dari sponsor Yonex. "Kami rasa ini merupakan perhargaan baginya karena apa yang didapatkan saat ini bukan tanpa pengorbanan. Bahkan sekolahnya pun dikorbankan," lanjut Olly, yang mengaku, Butet belajar bulutangkis sejak usia 9 tahun di PB Pisok Manado, Pusdiklat Manado dan dilanjutkan PB Tangkas Jakarta, telah menyedot anggaran sedikitnya Rp250 juta lebih.

Lantas, bagaimana dengan isu kepindahan Butet ke Jakarta? Ny Olly tidak membantah, sebab anaknya sendiri belum menanda tangani surat yang ditawarkan Pengda PBSI Jakarta. "Kami telah memintanya untuk memperkuat Sulut di PON lalu. Tapi untuk PON mendatang, itu hak dia menentukan pilihan. Hanya saja, sebagai pebulutangkis professional dia sangat membutuhkan penghargaan dan perhatian dari daerahnya,'' jelas Ny Olly yang ikut dibenarkan suaminya Benno Natsir. Sayangnya, saat wawancara kemarin, Butet sendiri belum bisa dihubungi. Telepon selularnya saat itu tengah off.

PETRONAS VS PRAMBANAN

PRAMBANAN THU KUAT,,GEMPA KEMAREN AJAH GAG ANCUR,,PETRONAS ?? ANCUR LEBUR THU BAKAL !!!
SEBENARNYA PRAMBANAN YG NGIKUTIN PETRONAS ATO PETRONAS YG NGIKUTIN PRAMBANA ?? YAH JELAZ PETRONAS LHA,,WONG PRAMBANAN DIBUAT JAUH SEBELUM PETRONAS...

LAGIAN NIH YAH,, TIM PEMBUAT PETRONAS KAN ORANG INDONESIA MANA BIAYANYA NGUTANG LAGIII...GAK MODAL !! PRAMBANAN ?? CASH COY...

MAKANYA BC BUKU SEJARAH DULU YEEEE...

INDONESIA DIKATAKAN BODOH ??? GAK SALAH ??

JUARA2 OLIMIADE SCIENCE DARI MANA ?? INDONESIA TAUK !!!

KALAU INA BODOH,KNP BNYK PRODUK BUATAN TANGAN ORANG INA DIKIRIM KE LUAR NEGERI ??

ANEH !!!!!!!!!!

INDONESIA IS THE BEST !!!

gak akan ada orang yang trima kl negaranya dihina. Indonesia negara yang kaya,saking kayanya sampai-sampai hak INDONESIA di ambil negara lain. Mari kita lihat apa saja yang Indonesia punya.

1. Borobudur, dibuat secara original oleh tangan manusia, terbuat dari batu , memiliki nilai sejarah dan tentunya seni yang sangat tinggi, dan yang paling membanggakan adalah termasuk 1 dari 7 keajaiban dunia.

2. Indonesia kaya akan suku dan budaya, meski begitu kami tetap disatukan dengan 1 bahasa. Setiap suku mempunyai ciri tersendiri, hebat bukan !!!

3. Indonesia memiliki Bali yang tak pernah kosong sari wisatawan, ratusan bahkan ribuan wisatawan datang setiap harinya.

4. Indonesia punya BATIK.

5. Indonesia memiliki tempat ibadah umat Muslim yang disebut-sebut sebagai Masjid TERmegah di ASIA TENGGARA

6. Indonesia pumya tugu Katulistiwa.

7. Artis Indonesia yang mengadakan konser atau jumpa fans di luar negeri selalu diterima dengan tangan terbuka, fansnya di luar negeri sangat banyak.

8. Lagu-lagu Indonesia banyak digemari, bahkan di MALAYSIA , lbh sering lagu Indonesia yang diputar daripada lagu MALAYSIA.

9. Indonesia punya Atlit berprestasi.

dan masih banyak lagi kekayaan Indonesia, so sebelum menghina INDONESIA tolong OPEN YOUR EYES !!!

Indonesia, Malaysia, dan Singapura

mari kita bandingkan,

1. Indonesia Punya Borobudur yang termasuk 7 keajaiban dunia, memiliki nilai seni yang tinggi dan tak pernah kosong dari Pengunjung, bahkan warga asing takjub melihatnya . Malaysia ?? Singapura ??

2. Indonesia punya baju khas batik. Malaysia ?? Singapura ??

3. Indonesia punya Masjid termegah di Asia Tenggara Malaysia ?? Singapura ??

4. Indonesia dikatakan meniru Malaysia,, bukankah Malaysia yang mengakui Lagu, Budaya , dan Pulau milik Indonesia !!

5. Artis dan Band Indonesia sangat digemari rakyat Malaysia dan Singapura,, sedangkan Malaysia, Singapura ??

6. Indonesia meraih Puluhan Gelar di dunia Olah Raga terutama Bulu Tangkis dalam 1 tahun ini, MALAYSIA ?? SINGAPURA ??

7. Di luar negeri, Rakyat Indonesia memilik perkampungan yang isinya hanya orang Indonesia , gak perlu aku sebutkan di mana, kalian pasti tau, MALAYSIA ?? SINGAPURA ??
PUNYA YG KAYAK GITU ?? GAK !!!!!!!!
aku pernah bertemu dengan wisatawan asing dari amerika yang datang ke sini, mereka non muslim , tapi mereka datang ke Masjid yang td aku sebut Masjid terbesar di Asia Tenggara, aku bertanya bagaimana pendapat mereka, dan kalian tau apa yang mereka katakan ?? " IT'S AMAZING !! "
MAKANYA GAG USAH SOK MAU NGINA INDONESIA, KALAU BARU TAU PRAMBANAN DOANG!!!